Add caption |
JAKARTA--Lupakan sejenak
banyak hal, apakah itu silang-sengketa korupsi Wisma Atlet dengan titik sentral
politisi jelita Angelina Sondakh yang makin ruwet juntrungannya, wacana
kenaikan harga BBM, ujian nasional yang diwarnai banyak drama, hingga kemacetan
parah yang sulit sekali diretas pemerintah.
Lebih baik sisihkan waktu memandang langit nanti malam untuk melihat supermoon. Mari berharap agar langit nanti malam bersih dari awan mendung, apalagi hujan! Supermoon lebih indah daripada bulan purnama biasa.
Masyarakat Amerika Serikat sudah beberapa saat lalu membicarakan supermoon ini; beberapa situs bahkan memuat infografis lokasi dan saat terbaik menyaksikan fenomena alami yang indah ini.
Ingat film When Harry Met Sally? Malam romantis saat Meg Ryan (aktris utama) menerima cinta duda beranak satu bocah lelaki, Tom Hanks (aktor utama) terjadi di puncak gedung berlatar bulan purnama.
Bagi Indonesia, supermoon bisa lebih indah lagi karena kita diuntungkan posisi ekuatorial yang pas untuk keperluan itu. Posisi terdekat bulan dalam orbit ovalnya (perigee) ada pada titik 221.802 mil laut atau 356.955 kilometer berdasarkan catatan NASA dan ini sekitar 10 persen lebih dekat ketimbang jarak rerata orbit bulan sebagai satelit Bumi.
Konsekuensi dari posisi yang lebih dekat pada kisaran waktu berjam-jam pada Minggu malam nanti (6/5) adalah pancaran sinarnya 30 persen lebih terang dan ukurannya 14 persen lebih besar ketimbang biasanya. Di Amerika Serikat supermoon kali ini diperkirakan terjadi pada pukul 23.54 waktu pantai timur pada Sabtu malam ini.
Yang lebih menyenangkan kalangan pecinta astronomi adalah, supermoon Minggu malam nanti juga akan berbarengan dengan hujan meteor Aquarid, yang diketahui adalah sisa-sisa buntut komet Halley. Akan tetapi hujan meteor ini diramalkan akan tidak bisa dilihat jelas karena kalah terang dari cahaya supermoon.
Hujan meteor Aquarid ini juga kurang sukses untuk dapat diamati dari sisi Indonesia, karena bidang lintasannya lebih dekat ke belahan utara Bumi. Kesamaan masa antara supermoon dan hujan meteor Aquarid inilah yang tengah menjadi pembicaraan pada kalangan ahli astronomi dan peneliti amatir astronomi.
Menurut perhitungan NASA, supermoon akan muncul terlebih dahulu dengan selisih sekitar dua atau tiga jam sebelum hujan meteor Aquarid terjadi. Apapun itu, ada beberapa saran untuk bisa melihat supermoon secara memuaskan (jika cuaca mendukung): cari lokasi bebas kepungan bangunan tinggi, bebas polusi, dan beri mata beberapa saat untuk terbiasa dengan suasana gelap.
Kalau semuanya telah tercapai --sekali lagi, jika cuaca mendukung-- maka akan mudah disaksikan supermoon.
Lebih baik sisihkan waktu memandang langit nanti malam untuk melihat supermoon. Mari berharap agar langit nanti malam bersih dari awan mendung, apalagi hujan! Supermoon lebih indah daripada bulan purnama biasa.
Masyarakat Amerika Serikat sudah beberapa saat lalu membicarakan supermoon ini; beberapa situs bahkan memuat infografis lokasi dan saat terbaik menyaksikan fenomena alami yang indah ini.
Ingat film When Harry Met Sally? Malam romantis saat Meg Ryan (aktris utama) menerima cinta duda beranak satu bocah lelaki, Tom Hanks (aktor utama) terjadi di puncak gedung berlatar bulan purnama.
Bagi Indonesia, supermoon bisa lebih indah lagi karena kita diuntungkan posisi ekuatorial yang pas untuk keperluan itu. Posisi terdekat bulan dalam orbit ovalnya (perigee) ada pada titik 221.802 mil laut atau 356.955 kilometer berdasarkan catatan NASA dan ini sekitar 10 persen lebih dekat ketimbang jarak rerata orbit bulan sebagai satelit Bumi.
Konsekuensi dari posisi yang lebih dekat pada kisaran waktu berjam-jam pada Minggu malam nanti (6/5) adalah pancaran sinarnya 30 persen lebih terang dan ukurannya 14 persen lebih besar ketimbang biasanya. Di Amerika Serikat supermoon kali ini diperkirakan terjadi pada pukul 23.54 waktu pantai timur pada Sabtu malam ini.
Yang lebih menyenangkan kalangan pecinta astronomi adalah, supermoon Minggu malam nanti juga akan berbarengan dengan hujan meteor Aquarid, yang diketahui adalah sisa-sisa buntut komet Halley. Akan tetapi hujan meteor ini diramalkan akan tidak bisa dilihat jelas karena kalah terang dari cahaya supermoon.
Hujan meteor Aquarid ini juga kurang sukses untuk dapat diamati dari sisi Indonesia, karena bidang lintasannya lebih dekat ke belahan utara Bumi. Kesamaan masa antara supermoon dan hujan meteor Aquarid inilah yang tengah menjadi pembicaraan pada kalangan ahli astronomi dan peneliti amatir astronomi.
Menurut perhitungan NASA, supermoon akan muncul terlebih dahulu dengan selisih sekitar dua atau tiga jam sebelum hujan meteor Aquarid terjadi. Apapun itu, ada beberapa saran untuk bisa melihat supermoon secara memuaskan (jika cuaca mendukung): cari lokasi bebas kepungan bangunan tinggi, bebas polusi, dan beri mata beberapa saat untuk terbiasa dengan suasana gelap.
Kalau semuanya telah tercapai --sekali lagi, jika cuaca mendukung-- maka akan mudah disaksikan supermoon.
Bulan Lebih Besar & Terang
Add caption |
Pada Sabtu malam nanti, dua
kejadian luar angkasa akan membuat bulan tampak lebih besar dan terang di
langit malam. Peristiwa itu disebut 'supermoon'
Bulansuper terjadi ketika purnama penuh bertepatan dengan posisi bulan dalam jarak terdekat dengan Bumi dalam orbitnya, yang disebut perigee.Supermoon Sabtu ini diprediksi NASA, 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang ketimbang purnama penuh lain sepanjang tahun ini.
Meski bulan akan resmi purnama penuh pada pukul 11.35--atau satu menit setelah mencapai titik perigee lunar--waktu terbaik untuk melihat ialah di awal malam, tak lama setelah matahari terbenam, ketika bulan di dekat cakrawala, demikian menurut pengamat dari National Geographic, Andrew Fazekas.
"Sebab apa yang anda saksikan nanti ialah bulan terbit dengan warna tajam dan menjulang dengan obyek-obyek di depanya," tutur Fazekas yang mengaku mendapat penuturan dari pakar astronomi dari Planetarium Adlre di Chicago, Geza Gyuk.
Juga, tak perlu ada kecemasan berlebihan bahwa posisi bulan dalam jarak terdekat ke Bumi ini akan memicu gempa dan gunung meletus. Meski supermoonbisa mempengaruhi pasang tinggi, namun keberadaannya tidak membawa dampak ketidakimbangan energi Bumi, mengingat bulan bergerak mengitari planet ini setiap hari.
Dalam kata lain, gaya gravitasi ekstra tidaklah cukup besar untuk menghasilkan perubahan nyata terhadap aktivitas seismik Bumi. Jadi mari nikmati saja pertunjukkan langit malam hari ini.
Bulansuper terjadi ketika purnama penuh bertepatan dengan posisi bulan dalam jarak terdekat dengan Bumi dalam orbitnya, yang disebut perigee.Supermoon Sabtu ini diprediksi NASA, 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang ketimbang purnama penuh lain sepanjang tahun ini.
Meski bulan akan resmi purnama penuh pada pukul 11.35--atau satu menit setelah mencapai titik perigee lunar--waktu terbaik untuk melihat ialah di awal malam, tak lama setelah matahari terbenam, ketika bulan di dekat cakrawala, demikian menurut pengamat dari National Geographic, Andrew Fazekas.
"Sebab apa yang anda saksikan nanti ialah bulan terbit dengan warna tajam dan menjulang dengan obyek-obyek di depanya," tutur Fazekas yang mengaku mendapat penuturan dari pakar astronomi dari Planetarium Adlre di Chicago, Geza Gyuk.
Juga, tak perlu ada kecemasan berlebihan bahwa posisi bulan dalam jarak terdekat ke Bumi ini akan memicu gempa dan gunung meletus. Meski supermoonbisa mempengaruhi pasang tinggi, namun keberadaannya tidak membawa dampak ketidakimbangan energi Bumi, mengingat bulan bergerak mengitari planet ini setiap hari.
Dalam kata lain, gaya gravitasi ekstra tidaklah cukup besar untuk menghasilkan perubahan nyata terhadap aktivitas seismik Bumi. Jadi mari nikmati saja pertunjukkan langit malam hari ini.
Apa yang Membuatnya Begitu Super?
Fenomena bulan
purnama dengan jarak terdekat dari bumi, dikenal dengan istilah supermoon, akan
terjadi malam ini. Purnama hari ini hampir bertepatan dengan kedatangan bulan
di titik perige di lintasan orbit mengitari bumi, menghasilkan Purnama terbesar
dan bisa jadi terindah di langit kita sejak Maret 1993 silam.
Pada Sabtu malam, bulan akan tiba di perige pada 19:09 UT (sekitar pukul 3.00 WIB). Jarak dari bulan ke bumi saat itu adalah 356.574,303 kilometer, hanya mendekat 9 kilometer. Jadi supermoon kali ini mungkin kurang begitu super ketimbang purnama pada Desember 2008.
Terlepas dari angka-angka itu, astronom dari United States Naval Observatory, Geoff Chster, mengatakan bulan purnama kali ini masih memenangkan kontes kedekatan dalam fase purnama. Bagaimana penjelasnnya.
Menurut Chester, pada 12 Desember 2008, bulan mencapai purnama pada pukul 16:37 UT, sementara perige (titik terdekat bulan ke bumi dalam lintasan orbit) terjadi pada pukul 21:39. Masih berjarak lima jam dari titik terdekat bumi. Jadi ketika mencapai purnama, jarak bulan ke bumi sepanjang 356.609,709 kilometer.
Kontras dengan purnama kali ini, terjadi pada pukul 18:10 UT, sementara bulan mencapai perige pada 19:09. Perbedaan kurang dari satu jam. Sehingga malam ini, ketika purnama, jarak bulan ke bumi adalah 356.575, 913 kilometer
Namun, sayang Amerika Utara tak mungkin menyaksikan fenomena ini. Perlu diketahui, ketika bulan mencapai purnama, ia tak terlihat di kawasan itu. Pasalnya purnama terjadi saat siang, ketika bulan berada di bawah cakrawala.
Begitu pula di Wilayah Timur. Siapapun yang mendongakkan kepala ke langit malam ini, mungkin akan melihat bulan terlihat penuh, namun ketika keping bulang benar-benar 100 persen teriluminasi telah lewat berjam-jam lalu.
Meski sulit dilihat dan dibedakan oleh sebagian besar mata, purnama yang akan disaksikan mulai mengalami pengurangan iluminasi. Tingkat kecerlangan purnama yang bisa dilihat sekitar 99,8 persen saja.
Pada Sabtu malam, bulan akan tiba di perige pada 19:09 UT (sekitar pukul 3.00 WIB). Jarak dari bulan ke bumi saat itu adalah 356.574,303 kilometer, hanya mendekat 9 kilometer. Jadi supermoon kali ini mungkin kurang begitu super ketimbang purnama pada Desember 2008.
Terlepas dari angka-angka itu, astronom dari United States Naval Observatory, Geoff Chster, mengatakan bulan purnama kali ini masih memenangkan kontes kedekatan dalam fase purnama. Bagaimana penjelasnnya.
Menurut Chester, pada 12 Desember 2008, bulan mencapai purnama pada pukul 16:37 UT, sementara perige (titik terdekat bulan ke bumi dalam lintasan orbit) terjadi pada pukul 21:39. Masih berjarak lima jam dari titik terdekat bumi. Jadi ketika mencapai purnama, jarak bulan ke bumi sepanjang 356.609,709 kilometer.
Kontras dengan purnama kali ini, terjadi pada pukul 18:10 UT, sementara bulan mencapai perige pada 19:09. Perbedaan kurang dari satu jam. Sehingga malam ini, ketika purnama, jarak bulan ke bumi adalah 356.575, 913 kilometer
Namun, sayang Amerika Utara tak mungkin menyaksikan fenomena ini. Perlu diketahui, ketika bulan mencapai purnama, ia tak terlihat di kawasan itu. Pasalnya purnama terjadi saat siang, ketika bulan berada di bawah cakrawala.
Begitu pula di Wilayah Timur. Siapapun yang mendongakkan kepala ke langit malam ini, mungkin akan melihat bulan terlihat penuh, namun ketika keping bulang benar-benar 100 persen teriluminasi telah lewat berjam-jam lalu.
Meski sulit dilihat dan dibedakan oleh sebagian besar mata, purnama yang akan disaksikan mulai mengalami pengurangan iluminasi. Tingkat kecerlangan purnama yang bisa dilihat sekitar 99,8 persen saja.
0 comments:
Post a Comment